Benar
Kadang-kadang tanpa kita sadari, conscience, hati nurani atau apalah itu, sudah mengirim sinyal kepada kita tentang sesuatu. Entah baik atau buruk, tentang seseorang atau sesuatu hal. Tetapi kadang-kadang kita memilih untuk mengabaikan bahkan meniadakan. Manusiawi memang, tetapi kembali lagi tergantung apa permasalahannya. Setiap orang memiliki conscience seperti halnya moral, tergantung apakah orang itu akan mengabaikan atau menggunakannya dengan baik untuk tujuan yang baik atau sebaliknya.
Berkali-kali perasaan saya tentang seseorang itu selalu benar, bahkan sebelum saya mengenalnya. Bukan berarti kemudian, saya adalah cenayang, yang tahu sebelum terjadi. Saya pikir, setiap orang dapat merasakan conscience-nya tergantung kepekaan masing-masing, dan yang terpenting adalah kemauannya untuk merasakan atau mengabaikan. Seringkali conscience itu terpatahkan oleh anggapan umum atau kenyataan waktu itu dan yang paling sering adalah pandangan atau pendapat pihak-pihak atau orang yang kita hormati atau segani.
Pernah, saya harus mengabaikan conscience itu karena ada pendapat orang, orang yang saya hormati. Saya waktu itu malah jadi berpikir, mungkin saya terlalu berprasangka. Ah..saya kok waktu itu jadi merasa menjadi orang yang jahat sedunia, karena berani “menghakimi” orang (padahal masih di dalam hati, jadi yang tahu hanya saya seorang). And you know what? Damn…, I was right.. Conscience saya berteriak pada saya..See? I’ve told you so…
Hal diatas adalah pertempuran saya dengan conscience saya. Masih lebih ringan karena hanya dealing dengan diri sendiri. Tetapi yang urusannya berkaitan dengan orang lain biasanya jauh lebih berat. Sering terjadi adalah pertempuran saya dengan orang-orang terdekat saya tentang seseorang (kebanyakan menyangkut orang sih, soalnya kalau sesuatu
Saya ngotot karena saya merasa sayang dengan orang-orang dekat saya tersebut. Saya tidak rela kalau mereka terluka oleh orang lain, yang jelas-jelas saya sudah “rasakan” pada orang tersebut. Ketika hanya kita yang merasa seperti itu, tentunya butuh effort yang sangat besar untuk tetap teguh dengan pendirian kita.
Perasaan yang hadir memang tidak dapat digambarkan oleh kata-kata secara konkrit. But, somehow I knew that I was right..Tetapi sekali lagi, karena pendapat, pandangan dari orang-orang yang saya hormati pendapatnya mengatakan, “Ah..ngga mungkin..saya
Jadi jangan lagi seperti saya, yang selalu diteriakin…SEE…,I’VE TOLD YOU SO…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar