Selasa, 29 Juli 2008

LULLABY

Lullaby and good night..with roses delight..with an angel in star…They will guard the from harm…etc..etc.. Anda tahu lagu Lullaby? Lullaby adalah lagu nina bobo untuk anak-anak. Menurut saya pribadi, lagu ini sangat meneduhkan, menenangkan dan cocok dengan kebutuhan anak kecil yang akan berangkat tidur. Lagu ini sangat syahdu, syairnya tentang guardian angel yang akan selalu menjaga mereka selagi mereka tidur.

Saya sendiri memiliki pengalaman yang mengesankan terkait dengan lagu Lullaby tersebut. Saya masih ingat hari itu, tanggal 4 Januari 2005 pukul 07.00 di pagi hari. Hari itu merupakan salah satu hari besar bagi saya karena saya akan melahirkan anak saya yang pertama di RS St Elisabeth, Semarang.

Saya harus menjalani operasi caesar, dimana seumur-umur usia saya saat itu (selama 27 tahun), baru kali itu saya menjalani operasi. Sebelumnya sama sekali belum pernah. Sampai tante saya yang menjenguk bilang, “Kasihan Puti, seumur-umur tidak pernah operasi, sekali melahirkan harus operasi”.

Menghadapi operasi, saya merasa biasa-biasa saja, tidak ada perasaan takut atau apa. Saya pikir yang harus terjadi ya terjadilah..Bahkan ketika masuk rumah sakit sehari sebelum dioperasi, saya sempat ditanya suster apakah akan dibius epidural atau total. Saya sendiri bilang terserah, baiknya bagaimana. Saya sama sekali tidak mengira kalau dengan dibius epidural, jika tidak siap melihat darah, misalnya, bisa membahayakan karena tekanan darah dapat naik-turun dan berbahaya. Untunglah, dokter anestesi saya (Profesor Naryo, beliau yang menangani sendiri) waktu itu sebelum operasi, menjenguk saya di kamar dan memberikan penjelasan pada saya sehingga sayapun mengambil keputusan untuk dibius total karena bagaimanapun juga saya tidak siap melihat darah.

Proses kesakitan sudah dimulai ketika harus dipasang kateter di lubang kencing. Saya sampai menangis dibuatnya. Kemudian ketika dibawa ke ruang operasi, suasana dingin menyergap karena pengaruh AC yang sedemikian dingin dan ruangan operasi yang rasanya, menurut saya waktu itu berwarna biru. Tidak tahu apa yang menyebabkan saya merasa demikian.

Ketika sampai di ruangan operasi di lantai dua dengan melewati lift, saya baru kali itu melihat ruangan operasi dan segala macam peralatannya. Sampai kemudian, saya dihampiri dokter anestesi saya, Prof Naryo dan diajak mengobrol. Beliau sangat kebapakan dan mungkin karena sudah berpengalaman, mengetahui keresahan saya sehingga saya terus diajak mengobrol.

Saya ditanya siapa dokter kandungannya, ketika saya jawab, “dokter Lilien” beliau langsung bilang, kalau dokter Lilien biasanya datang tepat waktu. Saya sempat tanya kok biusnya masih belum bekerja, beliaupun dengan sabarnya menjelaskan hingga dokter Lilien datang. Ketika dokter Lilien menyapa saya, “Selamat pagi Bu Puti..” tahu-tahu saya sudah tidak sadar…(saya sampai sekarang masih heran, kok ya bisa pas waktunya).

Sewaktu saya sadar, saya sama sekali tidak ingat kalau waktu itu saya habis melahirkan. Pengaruh bius yang sudah mulai hilang sedikit demi sedikit, membuat segala rasa sakit yang tidak terperikan mulai timbul. Pandangan saya yang masih kabur hanya melihat seliweran orang-orang yang memakai baju operasi, semuanya serba biru. Kemudian baru saya tahu kalau saya berada di ruang pemulihan. Di samping saya, ada seorang ibu yang sepertinya masih belum sadar, entah habis operasi apa (kemudian juga, saya tahu kalau ibu tersebut habis operasi gigi). Antara sadar dan tidak, saya tanya pada perawat yang lewat, anak saya laki-laki apa perempuan, sehat tidak, lengkap tidak dan dijawab oleh seorang perawat laki-laki kalau anak saya perempuan, sehat dan lengkap. Waktu itu rasanya sangat lega…tetapi sakit ini makin menjadi-jadi..

Perasaan saya waktu itu mengharu-biru dan ditambah rasa sakit, membuat air mata terus mengalir.. Para perawat yang ada sampai bingung kok saya masih menangis. Sampai kemudian Prof Naryo datang lagi menghampiri saya dan bilang kalau dia sudah banyak memberikan bius pada saya sehingga tidak bisa memberikan bius lagi, karena kalau ditambah lagi, bisa-bisa kelebihan dosis. Rupa-rupanya tubuh saya termasuk “liat” sehingga perlu bius yang lumayan banyak.

Saya kemudian minta ketemu dengan suami dan keluarga saya, tetapi perawat-perawat itu bilang, “Belum boleh ibu, ibu tunggu dulu sampai benar-benar sadar”. Kata-kata “belum boleh” itu semakin menekan perasaan saya yang waktu itu sudah benar-benar tidak karuan.

Di saat-saat yang sangat menekan dan membuat sedih itu, percaya tidak percaya, waktu itu saya mendengar rasa-rasanya ada yang bersiul menyanyikan Lullaby. Saya tidak tahu siapa karena tidak ada yang berada di dekat saya. Tapi siulan itu terasa sangat dekat dan membantu saya, karena saya tanpa disadaripun ikut menyanyi mengikuti siulan tersebut. Sampai akhirnya hati ini berangsur tenang, rasa sakitpun teralihkan hingga kemudian suara itu kemudian sayup-sayup hilang. Dan karena sudah sadar, sayapun dibawa keluar menuju kamar saya.

Berbulan-bulan sejak itu, saya masih terkenang akan Lullaby. Ketika Mama saya beli kaset yang didalamnya ada lagu tersebut, saya baru mengerti akan maknanya. Tentang malaikat-malaikat penjaga yang akan selalu melindungi. Apakah mungkin waktu itu malaikat penjaga saya yang menenangkan saya? My guardian angel? Wallahualam Bisawab…Allahu Akbar, Tuhan benar-benar Maha Besar…

Tidak ada komentar: