Semuanya akan ada masanya. Semuanya akan terasa indah pada waktunya. Saya bukan orang Nasrani tetapi saya terkesan akan ‘statement’ yang ada di bible tersebut. Saya lupa nama suratnya tetapi saya yakin di agama-agama lain mungkin juga ada pembahasan itu tetapi besar kemungkinan menggunakan istilah yang berbeda-beda. Saya meyakini akan semuanya ada masanya.
Dari mulai kita dilahirkan oleh ibunda tercinta, kalau memang belum waktunya, tentu saja kita belum ada. Begitu juga ketika sekolah, menikah, mempunyai anak, meninggal dunia, jika memang belum digariskan akan datang, maka bagaimanapun juga tidak akan datang. Macam suratan takdir, qada dan qadar menurut Al-Qur’an. Tetapi selalu saja kita harus mengusahakannya, dengan sebaik mungkin. Selebihnya hanya bisa memasrahkan diri kepada Tuhan.
Masih teringat ketika kita benar-benar sangat mendambakan sesuatu hal, tetapi ketika Tuhan belum mengijinkan, maka semuanya belum dapat menjadi kenyataan. Ketika kita masih kecil atau remaja, seringkali kita selalu mengeluh mengapa Tuhan tidak mengabulkan permintaan kita. Karena darah muda, kita seringkali mengabaikan makna dibalik peristiwa yang kita alami, selalu tidak sabar menunggu hikmah Tuhan yang datang pada kita.
Tidak mudah memahami bahwa semuanya itu selalu saja ada waktu yang tepat. Setiap hal, peristiwa, kejadian selalu saja ada masa yang tepat untuk semuanya yang terjadi. Misalnya, pasangan suami istri yang belum mendapatkan putra setelah menikah. Mungkin saja, Tuhan mempunyai rencana sendiri dan melihat bahwa pasangan tersebut belum waktunya memiliki anak karena secara mental belum siap. Atau saja ada sebab-sebab lain yang maknanya lebih dalam dari yang diketahui pasangan tersebut.
Saya jadi teringat peristiwa-peristiwa lampau yang telah terjadi pada diri saya maupun keluarga. Sekolah saya, saya jadi semakin yakin kenapa dulu saya gagal di UMPTN (terus terang saja waktu itu saya masih merasa ragu dengan pilihan saya karena banyak disarankan oleh keluarga). Ketika saya pilih Psikologi di universitas lain, maka jalan hidup saya berkaitan dengan Psikologipun berlanjut hingga akhirnya kuliah doctoral sekarang. Mungkin jika tembus UMPTN, jalan hidup saya tidak seperti sekarang. Menjadi dosen Psikologi di Universitas Negeri, bisa lanjut sekolah hingga S3.
Begitu juga dengan jodoh. Mungkin juga jika saya tidak bertemu dengan suami saya, hidup saya tidak akan seperti ini. Ya, jalan hidup saya telah terbentang, dengan semua kemungkinan terkait dengan pilihan yang saya ambil. Dan semuanya ada masanya.
Saya baru merasakan setelah lulus kuliah, bekerja, berkeluarga hingga saat ini. Memang inilah yang terbaik buat saya dari Tuhan. Tetapi Tuhan tidak langsung memberitahukan, Dia menunggu saat yang tepat untuk memberitahukan. He just wait the right time to say that everything has its time…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar