Orang sering menyebut dan mengagung-agungkan kata-kata “cinta” tetapi seringkali tidak benar-benar meresapi maknanya. Cinta melewati batas-batas budaya, suku, ras, etnik, agama, usia, bangsa atau Negara. Cinta bersifat universal, tidak hanya terbatas pada hubungan dua kekasih. Cinta memerlukan saling pengertian, mutual understanding, saling bekerjasama untuk saling mengisi. Cinta bahkan dapat memberikan semangat untuk lebih maju, berbuat yang terbaik dan sikap pantang menyerah.
Terkadang cinta juga dapat saling membenci, menyakiti dan pada akhirnya merusak. Kadarnya yang terlalu berlebihan atau malah berkurang dapat membutakan mata orang untuk mencinta. Kebutaan itu yang mengakibatkan kehancuran, karena dia tidak dapat melihat dengan jernih.
Kecintaan tidak hanya pada seseorang tetapi juga “sesuatu” yang bisa berwujud abstrak maupun konkrit. Sesuatu yang bersifat materi dapat membutakan mata untuk melihat bahwa apa yang telah diambil adalah bukan haknya tetapi merupakan hak orang lain. Semuanya yang dilarang (haram) dapat menjadi halal. Itulah yang dinamakan korupsi.
Kecintaan yang tiada batas terhadap supremasi suku, agama maupun negara dapat memancing sikap fundamentalisme. Pemujaan yang berlebihan dapat mengakibatkan superioritas satu pihak dan menihilkan peran yang lain (bahkan dapat mengarah ke deindividuasi - tidak lagi memanusiakan manusia). Inilah yang terjadi ketika peristiwa holocaust, pembersihan etnis di sejumlah negara, bahkan yang terjadi di Indonesia.
Secara kasat mata, bagaimana seorang manusia yang dikaruniai akal budi oleh Tuhan sebagai penanda makhluk yang paling sempurna di dunia ini, dengan seenaknya melenyapkan nyawa manusia yang lain, sesama makhluk Tuhan bahkan dengan cara-cara di luar batas kemanusiaan, melebihi insting binatang untuk mempertahankan hidup.
Cinta ternyata dapat berubah menjadi kompleks, bahkan menjadikan “horror drama” sepanjang masa ketika suatu kelompok manusia dengan atas nama Tuhan (yang menciptakan) mampu berbuat hal-hal di luar batas kemanusiaan. Menghancurkan semua ciptaan Tuhan yang hidup atas perkenaan Tuhan, dengan cara sangat memilukan dan mereka sama sekali tidak merasa bersalah karena apa yang mereka lakukan, mereka yakini atas kehendak Tuhan mereka.
Itulah manusia dan cinta-nya. Terkadang bisa begitu indah dunia diciptakan dengan dasar cinta tetapi tidak jarang pula betapa mudah dunia dirusak, dihancurkan atas dasar nama cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar