Rabu, 29 Oktober 2008

THE END IS THE NIGHT

Anda tahu betapa berartinya second change? Kesempatan kedua? Orang bilang bahwa kesempatan tidak datang dua kali, maka dari itu raihlah selagi bisa. Tetapi jika kegagalan yang kemudian datang, maka kesempatan yang selanjutnya merupakan peluang yang harus dimanfaatkan dengan mempertimbangkan segala hal pengalaman yang sudah terjadi sebelumnya.

Gairah, passion, semangat mewarnai apakah kita mau dan bisa mengambil second change. Terlebih-lebih, orang yang gagal itu kondisi psikisnya sama sekali berbeda dengan orang kebanyakan. Rasa takut gagal lagi, malu dipermalukan egonya, minder karena memiliki scretch bertuliskan “failed”. Maka berakhirlah semua pada malam itu. The End is The Night.

Orang bijak mengatakan, “Tidak peduli seberapa sering kamu jatuh, tapi yang paling penting adalah seberapa sering kamu bangkit dari kejatuhan tersebut”. Orang yang terus menerus berhasil akan menjadi pribadi yang kurang peka terhadap lingkungan.

Dia akan tumbuh menjadi pribadi yang arogan, indifferent terhadap orang lain, bahkan mungkin menihilkan peran orang lain—atau Tuhan. Merasa tidak pernah membutuhkan orang lain, bisa hidup tanpa pihak lain.

Dia juga akan tidak tahu tentang makna keberhasilan tersebut. Bahkan mungkin bisa jadi dia akan merasa laksana Tuhan, yang memiliki otoritas tertinggi akan keberlangsungan hidup. Dia juga tidak pernah merasakan struggle for life. Dunia menjadi tempat yang absurd.

Padahal jika saja mau bertafakur—menundukkan diri, just for a while, kita tidak mungkin hidup tanpa adanya pihak lain. Dari mulai makanan, minuman, pakaian, bahkan udara yang kita hirup tidak pernah dihitung oleh penguasa kehidupan—Tuhan. Lalu mengapa kita menjadi pribadi yang mengesalkan banyak orang?

Lalu kemudian, Tuhan menurunkan kegagalan, sebagai tanda bukti pernah hidup di dunia. Jika pernah gagal, maka anda akan merasakan bagaimana nikmatnya keberhasilan. Jika pernah gagal, tidak akan ada manusia yang sedemikian arogan, merasa lebih daripada yang lain. Tetapi mengapa pada kenyataannya, justru banyak orang semacam itu? Lagi-lagi manusia, susah ditebak kemana arah perginya. Sudah diberikan kompas saja, masih miring-miring jalannya.

Second change, saya pribadi pernah benar-benar merasa akrab dengan kata-kata itu. Betapa ada orang yang percaya pada kita, disaat yang lain tidak. Betapa ada orang yang selalu mensupport kita, memompa semangat untuk terus tetap berjuang, jangan sekali-kali menyerah.

Sayang sekali makna second change ini selalu dikaitkan dengan perbuatan salah, khilaf dan meratap memohon ampunan. Memang manusia tidak sempurna tetapi paling tidak jangan kotori makna second change dengan kesalahan atau bahkan dengan dosa rendah. Dia terlalu agung untuk hal itu.

So my friend, don’t be shy…the day is near..stand up and do something usefull, because the night is never end..

Tidak ada komentar: