Banyak yang bilang kalau muka saya ini boros alias tua, jalan pikiran saya, kesukaan saya, very old fashioned bahkan untuk ukuran usia sekarang maupun pada saat saya masih remaja. Kebetulan saat sekolah, saya selalu menjadi yang paling muda. Teman-teman saya selalu lebih tua daripada saya, apalagi saat S3 ini, teman yang paling dekat usianya dengan saya memiliki selisih usia 5 yahun diatas saya. Apakah karena pergaulan jadi saya merasa lebih tua daripada usia saya.
Ketika dalam suatu interviu didepan para guru besar UI, saya pernah bilang, “…Mungkin dulu karena saya masih muda…”. Eh, langsung aja, ada satu profesor yang memotong, “Anda itu masih sangat muda, anak saya saja yang paling kecil masih lebih tua daripada anda”. Saya baru sadar, eh iya ya untuk di
Saya masih ingat ketika dulu diajak mama saya ke penjahit. Penjahitnya heran atas selera saya. Mengapa sih kok suka yang sederhana? Padahal kan anak muda, gaul gitu…Apalagi saya waktu itu di SMA yang terkenal trendy di kota Semarang. Kadang-kadang jika melihat SMA saya banyak yang mengira, ini SMA atau showroom mobil sih…Anak-anaknya tergolong high class..banyak anak pejabat dan pengusaha terkenal di Semarang.
Banyak orang terkenal yang dulunya berasal dari sekolah kami seperti mantan Kasad Wismoyo Arismunandar, yang dulu kata Papa saya, merupakan biang berkelahi melawan anak STM yang lokasinya berdekatan dengan SMA saya. Pahlawan revolusi, Piere Tendean juga berasal dari SMA yang sama. Kami satu keturunan berasal dari SMA tersebut. Saya, Mama, Papa, Tante-tante saya dari Mama, Bude, Om adik dari Papa. Sekolah turun temurun dari keluarga kami.
Dulu saya sering diketawain teman SMA gara-gara suka pemain film Hongkong era silat klasik TVB. Masih ingat dong, Miao Chiao Wei si Pendekar Harum Chor Lau Heung, Wong Yat Wa si lugu Kwee Cheng di Sia Thiaw Eng Hiong, Mie Sieh si Princess Cheung Ping, Barbara Yung si Oey Yong yang banyak akal dan lain-lain. Padahal waktu itu di sekolah saya jarang banget yang suka bintang oriental karena jarang banget etnis Cina yang sekolah di tempat saya waktu itu. Ada beberapa sih tapi sepertinya malu-malu dengan identitasnya.
Baru ketika kuliah, itulah surga saya. Saya ketemu dengan teman-teman yang bisa dibilang satu selera karena saya kuliah di tempat yang mayoritas anaknya adalah non pribumi. Tetapi tetap aja, selera saya kata mereka jadul banget. Waktu itu kan musim hangat-hangatnya bintang Aaron Kwok, Jimmy Lin, Takeshi Kaneshiro dan teman-temannya. Saya waktu itu bilang, ah nggak suka orangnya terlalu lembut kaya cewek..mending David Chiang dan bintang-bintang yang saya sebut di atas. Tetapi walaupun begitu, mereka tetap aja respek dengan kesukaan saya, bahkan ada aja yang memberikan saya foto-foto artis-artis tersebut yang pada saat itu sudah tidak ada lagi di toko.
Saya nggak tahu kenapa, berangkat dari kesukaan nonton film silat era tahun 1980-an tersebut, nilai Bahasa Inggris saya mulai SMP (pada masa saya, bahasa Inggris baru diberikan saat SMP)-kuliah selalu bagus padahal tidak pernah les seperti teman-teman lain. Dulu saya masih ingat ketika Mama mengambil rapot saat saya SMP, wali kelas saya bahkan setengah menginterogasi apakah saya les bahasa Inggris karena waktu itu guru bahasa Inggrisnya terkenal killer tetapi kok saya sama dia dapat angka sembilan. Angka yang waktu itu amat langka jika menyangkut dengan beliau, guru tersebut. Dan saat itu banyak teman saya yang “terkencing-kencing” kalau disuruh maju untuk mengerjakan tugas.
Hobby saya itu sedikit banyak memang membantu saya dalam pelajaran juga dalam..berkhayal..Dulu saya sering lho bertingkah macam penulis skenario cerita film silat, mereka-reka cerita film komplit dengan siapa pemainnya, tata rias, tata rambut sampai busananya termasuk didalamnya setting cerita. Wah..seru banget, waktu itu bila ditulis mungkin ada berlembar-lembar skenario itu.
Saya dulu ngefans banget dengan Miao Chiao Wei di Pendekar Harum. Sosoknya yang gagah dalam balutan busana putih sering membuat saya berkhayal menjadi pasangannya dalam film. Dia menjadi hero yang akan terbang, berkelahi dengan senjata kipasnya yang anggun untuk menyelamatkan saya dari mara bahaya.
Wah…terasa di awang-awang, padahal saya waktu itu masih berusia 8 tahun. Hah..kebayang kan betapa lamanya hal itu tersimpan sebagai kenangan sampai saya SMA bahkan kuliah? Saya anehnya juga lega ketika tahu sang bintang akhirnya menikah dengan artis yang juga kesukaan saya, Jaimie Chik Mei Chun (wajahnya menurut saya waktu itu sangat mirip Marissa Haque).
Selain dia, ada juga yang saya sukai yaitu David Chiang (Dynasti, Princess Cheung Ping), Mie Sieh, Barbara Yung dan Liu Yung (waktu itu berperan sebagai Kaisar Dinasti Chin-Hsih Huang Ti di The Rise of Great Wall), orangnya gagah dan tegas jadi sangat cocok memerahkan Kaisar yang “kereng” (bahasa jawa - sangar).
Apa tidak ada aktor atau aktris barat yang saya sukai? Wah banyak sebenarnya tapi lebih banyak ya ke karakter mainnya seperti Robert de Niro, Al Pacino, Harrison Ford, Russel Crow dan lain-lain. Para pemain watak. Ih..setuwir itu ya, anda pikir? Belum sampai nih..
Tapi saya lebih jatuh cinta dengan Charlton Heston, Gregory Peck, Lee Marvin, Cary Grant, Clark Gable, Audrey Hepburn, Paul Newman, Vivienne Leigh, Doris Day, Deborah Kerr, Sidney Poitier, Anna Marie Saint, Humprey Boggart…
Siapa mereka semua itu? Kalau anda lahir di era 90-an maka anda perlu tanya ke kakek atau nenek anda, karena saya sendiri sangsi kalau ayah atau ibu anda tahu. Kalau misalnya anda lahir di tahun 70-an, mungkin baru bapak atau ibu anda kenal dengan sosok mereka.
Saya sangat suka film-film mereka. Ben Hur, Ten Commandment, To Sir With Love, Pillow Talk, Roman Holiday, Dirty Dozen, Gone With The Wind, North by North West, Casablanca dan lain-lain. Rasa-rasanya, menurut saya lho..mereka itu benar-benar cantik yang natural, cakep, gagah yang khas laki-laki, dandanan tidak neko-neko, aktingnya benar-benar bagus dan natural serta cerita film waktu itu benar-benar berkesan.